Recent Posts

Minggu, 06 Juli 2014

Bulan Suci Pertama di Tanah Rantau

Sudah jelas bingit dari judulnya, konten selanjutnya yang bakal aku posting bakalan berisi konten... kalau bahasa koreanya... "galau", heuheu.

Jadiiiiiiii........ nggak pernah sekali pun kuterka-terka, kubayangin, kuangan-anganin, ora tak nyana-nyana.. kalau aku bakal hidup merantau, menetap di tanah orang, meninggalkan Wonogiri, kampung halaman ndeso dengan segala kekurangan dan sedikit kelebihannya *eh.

Dan apa efeknya kalau sekolah di tanah rantau kayak begini... yang sekolah jadi bukan aku, tapi kotanya. Ya, sekolah di sekolah kedinasan di Jakarta, dimana berbagai suku dikumpulin jadi satu di sekotak komplek kampus itu.. bawa nama kota asal banget. "Kok dia ngomongnya halus banget.. Asal mana sih?" "Wonogiri" Haha, contoh fiktif. Nyatanya ngomongku nggak halus-halus banget khas jawa.

Masuk bulan puasa ini pasrahlah sudah. Mau gimana raga sudah terdampar di Ibukota, mau se-berontak apapun pingin balik pulang, the reality will never change! Aku masih teronggok di kost an bersama imajinasi pulang kampungku yang makin liar. Dan walhasil, akupun yang sedang mendalami ilmu klimatologi ini beralih profesi menjadi semacam penjinak... mimpi liar, bukan gajah liar.  

Jadi menurut paham buyutku, kita jangan sampai tenggelam di lautan pikiran negatif kita sendiri. Karena kamu adalah apa yang kamu pikirkan. 

Kalau aku nggak menjinakkan pikiran-pikiran tentang rumah, keluarga... well, nggak ada yang salah dari kata "rumah" & "keluarga"! Tapi bro sis mbak yu mas'e... Kamu ke Jakarta buat menuntut ilmu, nduk, mencari ridlo Allah. Jadi ya jangan mikir rumah. Tinggalkan rumah. Tinggalkan tinggalkaaan! Dan lanjutkan pertempuran!Menangkan medan perang!

Dor dor.. ciu ciuuuu... boooom.. jedueeeeer... *sound effect*