Bismillah.. Pangkalpinang, I’m
Ready!!
Anak panah tak akan mengenai sasarannya jika tak beranjak dari
busurnya,
Andaikan mentari berhenti selamanya di tengah langit, niscaya umat dari
ujung barat sampai timur akan bosan padanya,
Emas bagaikan debu, sebelum ditambang sebagai emas.
Sedangkan pohon cendana yang masih tertancap pada tempatnya, tidak
ubahnya pohon-pohon untuk kayu bakar,
Jika engkau tinggalkan tempat kelahiranmu, engkau akan temui derajat
mulia di tempat yang baru dan engkau bagaikan emas yang terangkat dari
tempatnya.
Ya ya... yang di atas adalah
mukadimahnya dulu, hehe. Jadi, sudah hampir dua minggu aku bersama dua orang
teman pkl-ku bertinggal-ria dia Pulau Bangka. Dan rasanya? Hmm... mungkin
realtif ya antara kami bertiga (selanjutnya sebut saja “trio-PKP”). Karena ini
blog-ku, dan aku belum pernah wawancara anggota trio-PKP lain tentang
“bagaimana sih rasanya” di Pangkalpinang... jadi adegan selanjutnya murni my point of view, ya.
Rasanya pra-Pangkalpinang...
jadi, Pangkalpinang itu... ibukota Prov. Bangka Belitung. Namanya
ibukota yaaa... rame selayaknya ibukota pada umumnya. Walau memang, Prov.
Bangka Belitung ini adalah provinsi baru. Seminggu kami di sini, provinsi ini
baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-14.
Kalau kata orang.. yang namanya
Bangka Belitung itu banyak pantainya. Dan kenyataannya? Ya kalau belum
didatangin sendiri sih belum percaya, ya. Nah, weekend pertama kami di sini,
kami ber-plesir-ria ke beberapa pantai di Pulau Bangka.
Yang pertama adalah Pantai Pasir
Padi. Jadi ceritanya kami ke Pantai Pasir Padi nebeng keluarga-bahagia nya Mbak
Ev* dan Mas Tr* beserta keluarga. Kami berkonvoi menggunakan empat motor, hehe.
Sebelum ke pantai, kami mampir dulu ke Bangka Botanical Garden. Bangka
Botanical Garden? Semacam garden yang ditumbuhi berbagai jenis buah dan sayur,
dan bagi pengunjung yang mau membelinya bisa langsung petik sendiri. Di Pantai
Pasir Padi, hmmm.... airnya lagi surut, hehe karena kita kesorean yaaa.
Biasaaa... tradisi foto-foto selalu dipertahankan dimanapun berada! Setelah ke
pantai, mampir kami ke Bakso Barokah Abi (Oke, sekalian promo). Katanya orang
kantor, bakso di sini paling lumayan dari yang lain. Kalau kataku sih sehabis
nyicip.. hmmm enak, tapi tak se-dahsyat bakso Wonogiri lah, hehe. Destinasi terkhir
kami adalah Gramedia. Haha.. emang nggak nyambung sama destinasi awal, tapi ya
beginilah akhir konvoi kami.
Pantai lain? Masih banyak
keless... Jadi, diajaklah kami sama Mas Ek* dan Mas San** ke suatu pantai yang
indaaaah nian. Yaitu pantai Tanjung Bunga dan pantai Tapak Antu. Di pantai ini
seperti khasnya pantai di Babel, yaitu pasir putih dan banyak batu-batu indah
di pinggir ke pantainya. Hmmm... kalau kata Trio-PKP sih pantai-pantai indah,
tapi kalau kata Mas Ek* dan Mas San**, pantai ini belum seberapa! Masya Allah
berarti ada yang lebih indah lagi.
Di tengah jalan kami mampir juga
ke Pura Tanjung Bunga dan suatu Klentheng di sana itu *nggak tau namanya*.
Kedua tempat ibadah ini letaknya di pinggir dekat pantai, cuy. Bagus binggo!
Dan weekend sama Mas Ek* dan Mas
San** ditutup dengan nongkrong ke pusat kota. Rencananya sih mau gratisan makan
di Festival Kampung Katak, tapi pas kami datang tuh acara belum mulai, dan
akhirnya kami tinggal jalanke dekat alun-alun. Nah selaginya kami datang lagi
ke Kampung Katak, tuh acara udah selesai dan otomatis makanan sudah habis!
Kami pake alternatif lah, haha..
Diajak Mas Ek* ke warung musui. Apa musui?? Itu minuman susu kedelai. Jadi di
sini, warungnya bukan STMJ tapi musui. Bukan STMJ dan roti bakar, tapi Musui
dan Pempek+Otak otak. Murmeh lah, pokoke!
Oiyaaaa ada juga Taman Beragih!
Semacam taman dan tempat pemancingan gitu, lah.
Weekend ini rencananya mau ke
Pantai Tanah Merah. Yaaaa... semoga terlaksana sesuai rencana. Ughhh...
*remes-remes kertas jadwal dinas*