It’s been an ages since my last
post rite? Well, i was having times when
i was too lazy to write anything. Okay,
you will start to guess that i would blame my campus stuffs, but no, that’s not
it, it’s just my lazyness, but still, you have to know that i was still
struggling with my campus stuffs.
Jadi, sekarang aku sudah di
rumah. Aku baru datang hari Kamis kemarin, naik pesawat. Jangan tanya kenapa
nggak naik kereta.
Alhamdulillah tahun ini bisa
lebaran lagi di rumah. Fyi, tahun kemarin aku harus lebaran di Pangkalpinang
karena aku masih harus nyelesaiin PKL. Walaupun, nggak tahu tahun kemarin itu bisa
dibilang lebaran atau bukan. Aku di
Pangkalpinang sendirian, tanpa keluarga. Setelah shalat Idul Fitri, aku langsung
balik kantor dan berkutat dengan termometer dan display-display tekanan dan
kelembapan. Setelah lewat telpon, “Minal aidzin wal faidzin ya, Mah... Pak,
....”, langsung harus telpon ke Air Traffic Control, “Metar 02 UTC 270 04 knot 25/24 RH
blah blah blah blah...”. Parade makan gratis otak-otak, tekwan,lontong, dan
rendang dari rumah ke rumah adalah penghibur tunggalku.
Boleh cerita perjalanan mudik?
Jadi ini tahun ketiga aku di
tanah rantau. Mudik lebaran pertamaku, saat aku di tahun pertama kuliah, aku
sukses bikin panta* rata karena mudik naik bis. Tahun kedua, skip, waktu itu
aku di Pangkalpinang. Dan ini tahun ketiga, aku mudik naik pesawat. Sangat
lumayan daripada naik bisa dan kereta karena lebih cepat jadi nggak bikin
panta* rata karena kelamaan duduk, tapi sangat sukses bikin dompet rata karena
harganya menyakitkan. Aku nggak pernah niat mudik naik pesawat, hanya karena
agen tiket kereta yang aku sewa nggak mempan, jadi terpaksa beli tiket pesawat.
Aku masih heran kenapa agen tiket kereta yang udah aku percaya malah
mengecewakanku. Terlalu.
Apapun itu, bersyukur sekali
tahun ini bisa makan opor bersama keluarga kecil ku di rumah. Meski
kenyataannya hari H lebaran nanti lebih sepi karena mbah kakung dan mbah putri
ku sudah nggak ada.