(Aku nyoba membuat cerita yang satu ini lebih puitis :D ..)
Suatu sore yang mendung di hari Jumat, waktu menunjukkan pukul 16.00. Dan aku sedang sembunyi di bawah my lovely blanket. Menunggu ada sesosok bayang-bayang di balik pintu kamar yang mengingatkan bahwa hidup masih panjang *maksudnya masih ada waktu buat tidur lagi ^_^, hehe*. Dan ternyata selang beberapa waktu, tidak ada sejari pun terlihat mencoba menggapai pintu kamarku. Ku tengok lewat jendela kamarku, dan ternyata tak ada sepasang ben sepeda pun halaman rumah. Waah... aku ternyata ditinggal sendirian bersama pahitnya kehidupan, huwohuwooo. Wkwkwkw..
Suatu sore yang mendung di hari Jumat, waktu menunjukkan pukul 16.00. Dan aku sedang sembunyi di bawah my lovely blanket. Menunggu ada sesosok bayang-bayang di balik pintu kamar yang mengingatkan bahwa hidup masih panjang *maksudnya masih ada waktu buat tidur lagi ^_^, hehe*. Dan ternyata selang beberapa waktu, tidak ada sejari pun terlihat mencoba menggapai pintu kamarku. Ku tengok lewat jendela kamarku, dan ternyata tak ada sepasang ben sepeda pun halaman rumah. Waah... aku ternyata ditinggal sendirian bersama pahitnya kehidupan, huwohuwooo. Wkwkwkw..
Kemudian, kubangun dan duduk di depan layar kotak ajaib (baca: nonton TV). Dan tak lama, ibu ku datang sendirian. Ayah yang kutahu sedang ke Solo. Dan adikku yang tadinya pergi bersama ibu, ternyata sekarang sedang di rumah nenek, menemani adik keponakanku bermain saat ibunya pergi. Ya sudd... aku mandi, karena didawuhi ibuku untuk menjemput adikku pulang kepangkuan.. ibukku. Hehehe.
Saat selesai keluar dari kamar mandi, ada sesuatu bekas air yang membekas di kaosku. Kucoba memegangnya, dan terasa agak lengket. Kupikir itu hanyalah cipratan air biasa, dan aku pun mengacuhkannya. Melanjutkan ke kamar, untuk memakai jaket dan jilbabku. Daan.. let's goo..! Sepanjang strip marka jalan yang kulalui, ku merasa ada bau wangi entah darimana. Sampai dikediaman nenek pun, masih tercium. Aku yang lagi berbincang dengan nenekku dengan jarak udara kira-kira 7 meter, tiba-tiba nenek bertanya..."mambu apa iki? parfume mu tho?" "mboten niku, ket wau nggih ngoten mbah" "ooo"
Akhirnya pukul 17.30, karena merasa bau air segar dari awan akan segera datang, aku mengajak adikku untuk pulang. Sesampai di rumah, ibu sudah menyiapkan makan pecel+babat yang tadi dia beli. Aku pun lantas mengambil piring dan nasi. Saat itu, semakin lama bau wangi terasa semakin menyengat.Hueeeksss.... aku sampai pusing benjet. Hehehe. Aku pun mengadu pada ibu dan adikku. Kami berpendapat bahwa wewangian tak berdosa itu berasal dari wangi parfume toilet yang baru dipasang. Dan tambah lagi, adikku mengaku bahwa dia menyobek plastik pembungkus parfume menjadi lebih lebar!! Dan deal, kami sepakat itulah penyebabnya, dan sepakat asal muasal selesai.
Aku melanjutkan makan, dengan agak munek karena bau parfume. Huhhuhu... entahlah, ibu sudah menutup daun pintu kamar mandi, tetapi masih saja terasa menyengat baunya. Dan adikku, selalu mengatakan bahwa dia tidak merasakan bau apapun. Hikss.. selesai makan, aku duduk sebentar di depan TV. Dan baru ingat kalau jaketku belum kulepas. Dan aku pun menuju kamar, untuk melepas jaketku sambil sesekali mencium jaketku untuk menegaskan kalau jaketku bukan menjadi asal bau wangi itu. Setelah kulepas jaketku, ternyata baunya semakin terasa. Daaaan... aku lihat di kaosku, ternyata bekas air tadi, masih ada bekasnya! jeng jeng jeng... *efek suara* Berbagai pikiran muncul dalam benakku, ternyata bekas air ini adalah bukan air biasa.. Dan sepintas terbesit, jangan-jangan asal bau itu adalah dari noda ini??? Kucium bagian itu, dan ya Allaaaaah... subhanallah... ternyata benar, baunya wangi benjet! Flashback... aku ingat , aku menggantungkan kaosku ini dekat dengan letak parfume toilet digantung. Pantesan.. baunyaaaa.
Aku langsung ganti kaos. Dan keluar kamar dengan muka tanpa dosa.